Senin, 11 Februari 2013

Hasil Produksi Khas Desa Sodong


a. Salak Sodong
Adalah hasil persilangan antara salak pondoh dari Sleman (betina) dengan Salak Banjarnegara (jantan). Berawal dari seorang petani bernama Jaya yang mengalami gagal panen dari pohon cengkeh seluas 1,5 Ha. kemudian dengan berat hati akhirnya seluruh pohon cengkeh ditebang dan diganti dengan bibit salak pondoh nglumut yang dibeli dari Kabupaten Sleman. Pertama kali ditanam pada tahun 1993 dengan jumlah 200 batang. Pada tahun yang sama ditambah lagi 300 batang. Setelah ditekuni selama 4 tahun mulailah tahun 1997 salak tersebut berbuah seperti asalnya salak pondoh nglumt. Dengan kegigihan dan keinginan yang sangat kuat untuk mewujudkan salak yang diminati pasar yaitu besar, manis dan maser, akhirnya dimulailah perkawinan silang dengan membeli bibit salak jantan asal Banjarnegara yang terkenal besar dan maser. Pada tahun 2000 pohon jantan bisa digunakan untuk penyerbukan terhadap semua salak nglumut di desa Sodong. Pada tahun ini pula Desa Sodong mulai bisa mendapatkan hasil dari kegigihan Jaya yaitu berupa buah salak yang lebih besar dari salak nglumut yang berasa manis dan rasanya lebih enak. Spesifikasi salak sodong : buah coklak kekuningan berbentuk lonjong, daging buah berwarna kekuningan berasa manis, renyah dan maser, kulit agak basah dan lunak dan mudah dikupas. Produksi per tahun: 6,4 – 19,2 ton.


b. Anyaman Bambu
Oleh-oleh khas dari Sodong ini mempunyai ketertarikan tersendiri. Kerajinan bambu yang bisa didapat dari Sodong yaitu besek, tampah, ceting (tempat nasi), tempat lampu hias, tempat buku, dll











c. Batik Alami
Kekayaan alam Sodong sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias dengan pola-pola yang mengagumkan. Sekalipun ragam hiasnya tercipta dari alat yang sederhana dan proses kerja yang terbatas, namun hasilnya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya. Jadi, kain batik-tulis bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah menjadi suatu bentuk seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa pembuatnya. Bahan pewarnanya pun  alami, seperti kulit jengkol, petai, dll.


d. Abon Jantung Pisang
Jantung pisang sering dianggap oleh orang banyak tidak bermanfaat tetapi di desa Sodong ini, jantung pisang sangat dihargai karena secara tidak langsung penduduk Sodong mengetahui banyaknya nutrisi yang terkandung dalam sebuah jantung pisang sehingga penduduk Sodong mencoba membuat jantung pisang ini menjadi sebuah makanan yang lezat yaitu abon jantung pisang. Akhirnya sampai saat ini abon jantung pisang adalah salah satu makanan khas desa Sodong yang dibuat secara home industri oleh para penduduknya. Abon jantung pisang ini banyak yang menyukai karena selain rasanya yang enak tetapi juga awet karena bentuknya kering. Pembuatan abon jantung pisang ini tidak jauh berbeda dengan pembuatan abon lainnya. Dalam pembuatan abon jantung pisang ini membutuhkan keahlian dalam memilih bahan yang masih segar dan berkualitas baik agar hasil abonnya juga berkualitas baik. Gunakan rempah dan bumbu yang masih segar, karena selain penambah rasa, rempah juga berfungsi sebagai pengawet pada proses pembuatan abon. Walaupun demikian, penggunaan rempah seperlunya saja, jangan berlebihan akan membuat abon berasa beda.
e. Torakor
Tomat rasa korma yang biasa disebut TORAKOR oleh penduduk desa Sodong. Torakor ini juga salah satu makanan khas desa Sodong. Buah tomat bisa diolah menjadi produk olahan pangan, yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai cita rasa persis rasa kurma. Torakor ini banyak digemari oleh penduduk desa Sodong dan para wisatawan disamping enak rasanya harga yang ditawarkan pun terjangkau dan dapat tahan lama.

f. Beras Hitam

 Beras hitam merupakan salah satu hasil produksi yang berasal dari Desa Sodong. Beras ini diyakini memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis beras yang lain seperti beras merah maupun beras putih yang sering di konsumsi masyarakat setiap harinya. Dari segi cita rasa, beras inijuga dinilai lebih pulen dan gurih, serta memiliki kandungan serat yang lebih tinggi dibandingkan jenis beras yang lainnya. Namun, harganya sedikit mahal karena tergolong cukup langka dan belum banyak dikembangkan di desa-desa yang lain. Oleh karena itu, beras jenis ini dijadikan sebagai salah satu hasil produksi khas yang berasal dari Desa Sodong.